Senin, 20 Maret 2017

Cara Mengatur Jenis Ukuran dan Warna Font

Cara Mengatur Jenis Ukuran dan Warna Font

Mengetik dengan tampilan teks bawaan Microsoft Word 2007 pasti akan sangat membosankan. Jenis font Calibri (Body) dengan ukuran font 11 dan teks yang berwarna hitam adalah ciri khasnya. Bagi para pengguna yang sudah mahir, memodifikasi tampilan teks sesuka hati bukanlah sesuatu yang sulit.
Mulai dari memodifikasi jenis fontnya, ukuran font hingga mengganti warna adalah sebuah pekerjaan yang mudah dilakukan. Namun apakah semua orang bisa melakukannya ? Jawabannya jelas tidak, meski hanya sedikit sekali, ternyata ada juga pengguna baru Microsoft Word yang mengalami kesulitan dalam memodifikasi tampilan teks.
Jika anda mengalami hal demikian, berarti postingan ini sangat cocok untuk anda yang masih belum bisa mengganti jenis, ukuran maupun warna font dalam Microsoft Word 2007. Berikut adalah tutorial dan penjelasan singkat bagaimana cara mengatur jenis, ukuran dan warna Font di word :

# Cara Mengganti Jenis Font

  • Bukalah file dokumen yang ingin dimodifikasi
  • Lalu silahkan blok tulisan atau teks yang ingin anda rubah jenis fontnya
Cara Mengatur Jenis Ukuran dan Warna Font
Blok tulisan yang akan di rubah
  • Arahkan kursor ke tab Home → Font → dan perhatikan tanda panah, klik bagian yang ditunjuk panah. Maka akan muncul barisan font ke bawah yang jumlahnya cukup banyak. Dan ini adalah font bawaan dari operating system Microsoft Windows. Anda sebenarnya juga bisa menambahkan font lain diluar dari font defaultnya.
Mengatur Jenis Ukuran dan Warna Font
Cari jenis font
  • Silahkan scroll ke bawah, cari font sesuka hati anda. Jika sudah klik font yang sudah anda pilih. Sebagai contoh saya memilih font “Rockwell”.
Mengatur Jenis Ukuran Font Di Word
Pilih jenis font/huruf
  • Dan berikut ini adalah hasil dari perubahan font yang saya lakukan.
Mengatur-Ukuran-Font-di-Word
Hasil font yang sudah berubah

# Cara Mengganti Ukuran Font

  • Blok teks yang ingin anda rubah ukuran fontnya.
Cara-Mengganti-Ukuran-Font
Blok semua tulisan dengan cara Ctrl+A
  • Arahkan kursor ke tab Home → Font → kemudian klik pada bagian yang ditunjuk oleh panah. Silahkan pilih ukuran font sesuai keinginan. Sebagai contoh saya memilih ukuran font 12 dari yang sebelumnya 11.
Cara-Merubah-Ukuran-Font
Pilih ukuran/size
  • Dan ini adalah teks yang ukurannya diganti.
Cara Mengganti Ukuran Font
Hasil ukuran font yang sudah berubah

# Cara Mengganti Warna Font

  • Blok pada teks yang fontnya ingin diganti warna lain.
Cara-Mengganti-Ukuran-Font
Blok ketikan yang akan dirubah
  • Menu Home → Font → dan perhatikan pada huruf A atau bagian yang ditunjuk panah. Silahkan klik saja untuk memunculkan pilihan warna-warna. Pilih warna sesuai keinginan dan klik warna tersebut.
Cara-Mengganti-Warna-Font
pilih warna sesuai keinginan
  • Nahh dan ini adalah hasilnya
Mengganti-Warna-Font
warna font yang sudah di ganti
Mengatur Jenis, Ukuran dan Warna Font pada word dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan, demikian tutorial sederhana yang mudah-mudahan bisa membantu anda pengguna baru Microsoft Word 2007.

Tipe di atas teks (Overtype mode)

Tipe di atas teks (Overtype mode)

Penting: Artikel ini adalah terjemahan mesin, lihat penafian. Temukan versi bahasa Inggris artikel di sini sebagai rujukan Anda.
Saat Anda mengedit teks dalam overtype mode, mengetik teks ke atas teks Anda sebelumnya. Dalam mode ini, mengetik karakter baru akan memindahkan karakter apa pun yang sudah ada ke sebelah kanan titik penyisipan.
Perlu bantuan dengan tantangan mengetik lainnya?: coba link ini untuk konten yang berguna di Microsoft Office Online:

Mengaktifkan Overtype mode

Program apa yang Anda gunakan?
Access
Excel
Outlook
Project
Word

Access

  • Klik sel tempat Anda ingin mulai menyisipkan teks overtype, lalu tekan INSERT atau INS untuk mengaktifkan atau menonaktifkan mode overtype.
Atas halaman

Excel

  • Klik ganda sel tempat Anda ingin mulai menyisipkan teks overtype, lalu tekan INSERT atau INS untuk mengaktifkan atau menonaktifkan mode overtype.
    Catatan: Kotak centang Perbolehkan pengeditan langsung dalam sel harus dipilih (dipilih secara default). Untuk memilih atau mengosongkan kotak centang ini, klik Tombol Microsoft Office Gambar tombol Office , lalu di bagian bawah dialog, klik Opsi Excel, lalu di panel kiri, klik Tingkat Lanjut. Kotak centang terdapat di bawah bagian Opsi Pengeditan.
Atas halaman

Outlook

  1. Pada menu Alat, klik Opsi.
  2. Pada kotak dialog Opsi, klik tab Format Email.
  3. Di bawah Opsi Editor, klik Opsi Editor.
  4. Di kotak dialog Opsi Editor, klik Tingkat Lanjut.
  5. Di bawah Opsi Pengeditan, pilih atau kosongkan kotak centang Gunakan mode overtype.
Atas halaman

Project

  1. Pilih sel tempat Anda ingin mulai menyisipkan teks overtype, lalu tekan F2.
  2. Tekan INSERT atau INS untuk mengaktifkan atau menonaktifkan mode overtype.
Atas halaman

Word

  1. Klik Tombol Microsoft Office Gambar tombol Office , lalu di bagian bawah dialog, klik Opsi Word.
  2. Di panel kiri, klik Tingkat Lanjut.
  3. Di bawah Opsi Pengeditan, pilih atau kosongkan kotak centang Gunakan mode overtype.
Atas halaman
Catatan: Penafian Terjemahan Mesin: Artikel ini telah diterjemahan oleh sistem komputer tanpa campur tangan manusia. Microsoft menawarkan terjemahan mesin ini untuk membantu pengguna yang bukan penutur bahasa Inggris agar dapat menikmati konten tentang produk, layanan, dan teknologi Microsoft. Karena artikel ini diterjemahkan oleh mesin, mungkin akan terdapat kesalahan kosa kata, sintaksis, atau tata bahasa.
Sumber daya tambahan

Cara Menulis Rumus Matematika pada Ms Word

Cara Menulis Rumus Matematika pada Ms Word

Cara Menulis Rumus Matematika pada Ms Word | Menulis rumus matematika di dalam dokumen ms wordmerupakan salah satu hal yang selalu menjadi permasalahan bagi seseorang yang ingin membut sebuah dokumen. Apalagi dokumen itu banyak rumus – rumus matemtikanya. Untuk itu saya akan memberi sedikit penjelasan tentang bagaimana cara yang bisa kita lakukan agar bisa menulis rumus matematika di ms word.
Berikut langkah – langkah yang dapat anda lakukan :
1. Langkah pertama yang bisa anda lakukan adalah dengan cara mengklik menu insert
2. Maka, setelah itu akan ada muncul beberapa menu pilihan. Untuk membuat rumus matematika ini, anda dapat melihat pada bagian kanan atas layar monitor anda dan lihat, “menu symbol”. Ada dua pilihan yang ada pada menu symbol tersebut, yaitu equation dan symbol
3. Lalu pilih equation. dan setelah itu akan ada muncul beberapa bentuk dari rumus matematika yang disediakan oleh ms word, dan pilih rumus yang sesuai dengan rumus yang ingin anda buat
Advertisement
Cara Menulis Rumus Matematika pada Ms Word
Belajar Ms Office Word
Cara Menulis Rumus Matematika pada Ms Word
Belajar Mc Office Word
4. Kemudian anda bisa mengedit rumus itu sesuai dengan rumus yang akan anda buat.
5. Dan jika anda membutuhkan simbol – simbol tertentu yang tidak ada didalam papn keyboard anda, maka anda dapat melalkukan cara yang sama seperti pada saat anda ingin mengambil rumus. Akan tetapi pada pilihan symbol anda pilih symbol maka akan tersedia simbol – simbol yang tidak ada tersedia dipapan tombol keyboard anda.
Demikianlah publish saya pada kesempatan kali ini yang membahas tentang Cara Menulis Rumus Matematika pada Ms Word.
Terima kasih atas kunjungan anda pada postingan ini. Semoga bermanfaat.
Home » Asal Usul » Islam » Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, Perkembangan, dan Penyebarannya Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, Perkembangan, dan Penyebarannya Administrator 2 Comments Asal Usul, Islam Selasa, 13 Oktober 2015 Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Islam di Indonesia diyakini oleh sekitar 199.959.285 jiwa atau 85,2% dari total jumlah penduduknya. Masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia hingga bisa mencapai jumlah penganut yang begitu besar itu ternyata telah melalui sejarah yang sangat panjang. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia tersebut melalui periodisasi atau pembabakan-pembabakan yang cukup menarik untuk kita ketahui. Seperti apa periodisasi sejarah Islam di Indonesia tersebut, silakan simak pembahasan kami berikut. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Terkait dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia, ada beberapa teori dan pendapat yang menyatakan kapan sebetulnya pengaruh kebudayaan dan agama Islam mulai masuk ke nusantara. Pendapat-pendapat tersebut bukan hanya didasarkan pada bukti-bukti yang telah ditemukan, melainkan juga dikuatkan oleh adanya catatan-catatan sejarah yang dibuat oleh bangsa lain di masa lampau. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia 1. Masuknya Islam sejak Abad ke-7 Masehi Sebagian ahli sejarah menyebut jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai sejak abad ke 7 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada berita yang diperoleh dari para pedagang Arab. Dari berita tersebut, diketahui bahwa para pedagang Arab ternyata telah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7. Dalam pendapat itu disebutkan bahwa wilayah Indonesia yang pertama kali menerima pengaruh Islam adalah daerah pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai. Wilayah Samudra Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia lainnya. Dari Samudra Pasai, melalu jalur perdagangan agama Islam menyebar ke Malaka dan selanjutnya ke Pulau Jawa. Pada abad ke 7 Masehi itu pula agama Islam diyakini sudah masuk ke wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada abad ke 7 Masehi didasarkan pada berita dari China masa pemerintahan Dinasti Tang. Berita itu menyatakan tentang adanya orang-orang Ta’shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Kaling di bawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 Masehi. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia 2. Masuknya Islam sejak Abad ke-11 Masehi Sebagian ahli sejarah lainnya berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia dimulai sejak abad ke 11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti adanya sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang berada di dekat Gresik Jawa Timur. Batu nisan ini berangka tahun 1082 Masehi. 3. Masuknya Islam sejak Abad ke-13 Masehi Di samping kedua pendapat di atas, beberapa ahli lain justru meyakini jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia baru dimulai pada abad ke 13 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada beberapa bukti yang lebih kuat, di antaranya dikaitkan dengan masa runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), berita dari Marocopolo (1292), batu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai (1297), dan berita dari Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat dengan masa penyebaran ajaran tasawuf di Indonesia. Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama Islam. Pada masa ini, baru sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah yang mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping itu, para pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah pantai. Pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran pengaruh Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat melakukan peran politik. Misalnya, saaat mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya. Menjelang berakhirnya abad ke 13 sekitar tahun 1285 berdiri kerajaan bercorak Islam yang bernama Samudra Pasai. Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat penyebaran Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka. Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar. Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan dialakukan secara damai melalui beberapa saluran berikut: Saluran perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Saluran ini merupakan saluran yang dipilih sejak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Saluran perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya itu ikut menganut Islam. Saluran dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi penerangan tentang agama Islam seperti yanbg dilakukan Wali Songo dan para ulama lainnya. Saluran pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya. Saluran seni budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten, dan seni sastra. Proses tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha. Alasan Agama Islam Mudah Diterima Masyarakat Indonesia Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan dengan cepat karena didukung faktor-faktor berikut : Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang dianggap telah masuk Islam jika ia telah mengucapkan kalimah syahadat. Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah. Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama. Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa. Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami. Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada. Runtuhnya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas kerajaan Hindu-Budha. Nah, itulah sejarah masuknya Islam ke Indonesia serta penyebarannya hingga abad ke-13.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

Senin, 13 Maret 2017

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, Perkembangan, dan Penyebarannya

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, Perkembangan, dan Penyebarannya 

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, Perkembangan, dan Penyebarannya Administrator 2 Comments Asal Usul, Islam Selasa, 13 Oktober 2015 Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Islam di Indonesia diyakini oleh sekitar 199.959.285 jiwa atau 85,2% dari total jumlah penduduknya. Masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia hingga bisa mencapai jumlah penganut yang begitu besar itu ternyata telah melalui sejarah yang sangat panjang. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia tersebut melalui periodisasi atau pembabakan-pembabakan yang cukup menarik untuk kita ketahui. Seperti apa periodisasi sejarah Islam di Indonesia tersebut, silakan simak pembahasan kami berikut. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Terkait dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia, ada beberapa teori dan pendapat yang menyatakan kapan sebetulnya pengaruh kebudayaan dan agama Islam mulai masuk ke nusantara. Pendapat-pendapat tersebut bukan hanya didasarkan pada bukti-bukti yang telah ditemukan, melainkan juga dikuatkan oleh adanya catatan-catatan sejarah yang dibuat oleh bangsa lain di masa lampau. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia 1. Masuknya Islam sejak Abad ke-7 Masehi Sebagian ahli sejarah menyebut jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai sejak abad ke 7 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada berita yang diperoleh dari para pedagang Arab. Dari berita tersebut, diketahui bahwa para pedagang Arab ternyata telah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7. Dalam pendapat itu disebutkan bahwa wilayah Indonesia yang pertama kali menerima pengaruh Islam adalah daerah pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai. Wilayah Samudra Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia lainnya. Dari Samudra Pasai, melalu jalur perdagangan agama Islam menyebar ke Malaka dan selanjutnya ke Pulau Jawa. Pada abad ke 7 Masehi itu pula agama Islam diyakini sudah masuk ke wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada abad ke 7 Masehi didasarkan pada berita dari China masa pemerintahan Dinasti Tang. Berita itu menyatakan tentang adanya orang-orang Ta’shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Kaling di bawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 Masehi. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia 2. Masuknya Islam sejak Abad ke-11 Masehi Sebagian ahli sejarah lainnya berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia dimulai sejak abad ke 11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti adanya sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang berada di dekat Gresik Jawa Timur. Batu nisan ini berangka tahun 1082 Masehi. 3. Masuknya Islam sejak Abad ke-13 Masehi Di samping kedua pendapat di atas, beberapa ahli lain justru meyakini jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia baru dimulai pada abad ke 13 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada beberapa bukti yang lebih kuat, di antaranya dikaitkan dengan masa runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), berita dari Marocopolo (1292), batu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai (1297), dan berita dari Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat dengan masa penyebaran ajaran tasawuf di Indonesia. Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama Islam. Pada masa ini, baru sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah yang mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping itu, para pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah pantai. Pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran pengaruh Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat melakukan peran politik. Misalnya, saaat mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya. Menjelang berakhirnya abad ke 13 sekitar tahun 1285 berdiri kerajaan bercorak Islam yang bernama Samudra Pasai. Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat penyebaran Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka. Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar. Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan dialakukan secara damai melalui beberapa saluran berikut: Saluran perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Saluran ini merupakan saluran yang dipilih sejak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Saluran perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya itu ikut menganut Islam. Saluran dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi penerangan tentang agama Islam seperti yanbg dilakukan Wali Songo dan para ulama lainnya. Saluran pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya. Saluran seni budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten, dan seni sastra. Proses tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha. Alasan Agama Islam Mudah Diterima Masyarakat Indonesia Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan dengan cepat karena didukung faktor-faktor berikut : Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang dianggap telah masuk Islam jika ia telah mengucapkan kalimah syahadat. Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah. Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama. Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa. Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami. Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada. Runtuhnya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas kerajaan Hindu-Budha. Nah, itulah sejarah masuknya Islam ke Indonesia serta penyebarannya hingga abad ke-13. Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia.html Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

Sejarah Kerajaan Kediri: Kehidupan Politik, Ekonomi, & Sosial-Budaya

Sejarah Kerajaan Kediri ~  Pembagian Kerajaan Mataram (Disnati Isana) menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Seperti telah disebutkan dalam pembahasan terdahulu tentang Kerajaan Mataram Dinasti Isana, begitu Raja Airlangga wafat, terjadilah peperangan antara kedua bersaudara tersebut. Panjalu dapat dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042 – 1052 M) dalam prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha. Sejak saat itulah berdiri suatu kerajaan bernama Kediri. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan menghadirkan kehidupan politik, ekonomi, dan sosial-budaya pada masa kerajaan kediri. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Kehidupan Politik

Keadaan politik pemerintahan dan keadaan masyarakat di Kediri ini dicatat dalam berita dari Cina, yaitu dalam kitab Ling-Wai-tai-ta yang ditulis oleh Chou K’u-fei pada tahun 1178 dan pada kitab Chu-fan-chi yang disusun oleh Chaujukua pada tahun 1225. Kitab itu melukiskan keadaan pemerintahan dan masyarakat zaman Kediri. Kitab itu menggambarkan masa pemerintahan Kediri termasuk stabil dan pergantian takhta berjalan lancar tanpa menimbulkan perang saudara. Di dalam menjalankan pemerintahannya, raja dibantu oleh tiga orang putranya dan empat pejabat kerajaan (rakryan), ditambah 300 pejabat sipil (administrasi) dan 1.000 pegawai rendahan. Prajuritnya berjumlah 30.000 orang dengan mendapat gaji dari kerajaan. Raja berpakaian sutra, memakai sepatu kulit, perhiasan emas, dan rambutnya disanggul ke atas. Jika bepergian, raja naik gajah atau kereta dengan dikawal oleh 500–700 prajurit. Pemerintah sangat memperhatikan keadaan pertanian, peternakan, dan perdagangan. Pencuri dan perampok jika tertangkap dihukum mati.

Setelah 58 tahun mengalami masa suram, Kerajaan Panjalu (Kediri) bangkit lagi sekitar tahun 1116. Raja yang memerintah, antara lain sebagai berikut.

1. Rakai Sirikan Sri Bameswara

Raja Bameswara pertama adalah Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Bameswara Sakalabhuwana Sarwwaniwaryya Wiryya Parakrama Digjayattunggadewa. Hal itu disebutkan pada Prasasti Pandlegan I yang berangka tahun 1038 Saka (1116 Masehi).

Raja Sirikan masih mengeluarkan prasasti lain, yaitu
  • Prasasti Panumbangan berangka tahun 1042 Saka (1120 M)
  • Prasasti Geneng berangka tahun 1050 Saka (1128 M)
  • Prasasti Candi Tuban berangka tahun 1052 Saka (1130 M)
  • Prasasti Tangkilan berangka tahun 1052 Saka (1130 M).

Prasasti lainnya adalah Prasasti Karang Reja berangka tahun 1056 Saka (1136 Masehi), tetapi tidak jelas siapa yang mengeluarkannya. Apakah dikeluarkan oleh Bameswara atau Jayabaya? Lencana kerajaan yang digunakan adalah tengkorak bertaring di atas bulan sabit yang disebut Candrakapala. Bameswara diperkirakan memerintah hingga tahun 1134 M.

2. Raja Jayabaya

Pengganti Raja Bameswara adalah Jayabaya yang bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhayalancana. Ia memerintah pada tahun 1057 Saka (1135 M).

Salah satu prasastinya yang menarik adalah Prasasti Talan berangka tahun 1508 Saka (1136 M) yang berisi pemindahan Prasasti Ripta (tahun 961 Saka) menjadi Prasasti Dinggopala oleh Raja Jayabaya. Dalam prasasti itu, ia disebutkan sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.

Lencana kerajaan yang dipakai adalah Narasingha, tetapi pada Prasasti Talan disebutkan pemakaian lencana Garuda Mukha. Pada Prasasti Hantang (1057 Saka) atau 1135 M dituliskan kata pangjalu jayati, artinya panjalu menang berperang atas Jenggala dan sekaligus untuk menunjukkan bahwa Jayabaya adalah pewaris takhta kerajaan yang sah dari Airlangga.

3. Raja Sarweswara

Pengganti Raja Jayabaya ialah Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarweswara Janardhanawatara Wijayagrajasama Singhanadaniwaryyawiryya Parakrama Digjayattunggadewanama. Sarweswara memerintah tahun 1159 hingga 1169. Lencana kerajaan yang digunakan adalah Ganesha.

4. Sri Aryyeswara

Raja Sarweswara kemudian digantikan oleh Sri Maharaja Rakai Hino Sri Aryyeswara Madhusudanawatararijamukha. Masa pemerintahan Raja Sri Aryyeswara hanya sampai tahun 1181 dan digantikan oleh Sri Maharaja Sri Kroncarryadipa Handabhuwanapalaka Parakramanindita Digjayattunggaduwanama Sri Gandra.

5. Sri Gandra

Pada masa pemerintahan Sri Gandra dikenal jabatan senapati sarwajala (laksamana laut). Dengan jabatan itu, diduga Kediri mempunyai armada laut yang kuat. Di samping itu, juga dikenal pejabat yang menggunakan nama-nama binatang, misalnya Kebo Salawah, Lembu Agra, Gajah Kuning, dan Macan Putih.

6. Kameswara

Kameswara memerintah Kerajaan Kediri tahun 1182–1185. Kameswara bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Tri Wikramawatara Aniwaryyawiryya Parakrama Digjayattunggadewanama. Pada masa pemerintahan Kameswara, seni sastra berkembang pesat.

7. Kertajaya
Setelah Kameswara mangkat, raja yang memerintah Kediri adalah Kertajaya atau Srengga. Gelar Kertajaya ialah Sri Maharaja Sarweswara Triwikramataranindita Srenggalancana Digjayattunggadewanama. Kertajaya adalah raja terakhir yang memerintah Kediri. Kertajaya memerintah Kediri tahun 1185–1222.

Pada masa pemerintahannya, Kertajaya sering berselisih pendapat dengan para brahmana. Para brahmana kemudian minta perlindungan kepada Ken Arok. Kesempatan emas itu digunakan Ken Arok untuk memberontak raja. Oleh karena itu, terjadilah pertempuran hebat di Ganter. Dalam pertempuran itu, Ken Arok berhasil mengalahkan Raja Kertajaya. Dengan berakhirnya masa pemerintahan Kertajaya, berakhir pula masa pemerintahan Kerajaan Kediri sebagai kelanjutan Dinasti Isana yang didirikan oleh Empu Sindok.

Sejarah Kerajaan Kediri, Raja-raja Kerajaan Kediri, Letak Kerajaan Kediri, Kehidupan Poilitik Kerajaan Kediri, Berdirinya Kerajaan Kediri, Kejayaan Kerajaan Kediri, Runtuhnya Kerajaan Kediri, Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri, Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kediri, Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kediri. | www.zonasiswa.com
Patung Airlangga Menaiki Garuda
B. Kehidupan Ekonomi

Kediri merupakan kerajaan agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di daerah pedalaman bermata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian di daerah pedalaman Kerajaan Kediri sangat melimpah karena didukung oleh kondisi tanah yang subur. Hasil pertanian yang melimpah memberikan kemakmuran bagi rakyat.

Masyarakat yang berada di daerah pesisir hidup dari perdagangan dan pelayaran. Pada masa itu perdagangan dan pelayaran berkembang pesat. Para pedagang Kediri sudah melakukan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya.

Pada masa itu, mata uang yang terbuat dari emas dan campuran antara perak, timah, dan tembaga sudah digunakan. Hubungan antara daerah pedalaman dan daerah pesisir sudah berjalan cukup lancar. Sungai Brantas banyak digunakan untuk lalu lintas perdagangan antara daerah pedalaman dan daerah pesisir.

C. Kehidupan Sosial Budaya

Kondisi masyarakat Kediri sudah teratur. Penduduknya sudah memakai kain sampai di bawah lutut, rambut diurai, serta rumahnya bersih dan rapi. Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima maskawin berupa emas. Orang-orang yang sakit memohon kesembuhan kepada dewa dan Buddha.

Perhatian raja terhadap rakyatnya sangat tinggi. Hal itu dibuktikan pada kitab Lubdaka yang berisi tentang kehidupan sosial masyarakat pada saat itu. Tinggi rendahnya martabat seseorang bukan berdasarkan pangkat dan harta bendanya, tetapi berdasarkan moral dan tingkah lakunya. Raja juga sangat menghargai dan menghormati hak-hak rakyatnya. Akibatnya, rakyat dapat leluasa menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Pada zaman Kediri karya sastra berkembang pesat. Banyak karya sastra yang dihasilkan. Pada masa pemerintahan Jayabaya, raja pernah memerintahkan kepada Empu Sedah untuk mengubah kitab Bharatayuda ke dalam bahasa Jawa Kuno. Karena tidak selesai, pekerjaan itu dilanjutkan oleh Empu Panuluh. Dalam kitab itu, nama Jayabaya disebut beberapa kali sebagai sanjungan kepada rajanya. Kitab itu berangka tahun dalam bentuk candrasangkala, sangakuda suddha candrama (1079 Saka atau 1157 M). Selain itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Gatutkacasraya dan Hariwangsa.

Pada masa pemerintahan Kameswara juga ditulis karya sastra, antara lain sebagai berikut.
  1. Kitab Wertasancaya, yang berisi petunjuk tentang cara membuat syair yang baik. Kitab itu ditulis oleh Empu Tan Akung.
  2. Kitab Smaradhahana, berupa kakawin yang digubah oleh Empu Dharmaja. Kitab itu berisi pujian kepada raja sebagai seorang titisan Dewa Kama. Kitab itu juga menyebutkan bahwa nama ibu kota kerajaannya adalah Dahana.
  3. Kitab Lubdaka, ditulis oleh Empu Tan Akung. Kitab itu berisi kisah Lubdaka sebagai seorang pemburu yang mestinya masuk neraka. Karena pemujaannya yang istimewa, ia ditolong dewa dan rohnya diangkat ke surga.

Selain karya sastra tersebut, masih ada karya sastra lain yang ditulis pada zaman Kediri, antara lain sebagai berikut.
  1. Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna yang berisi riwayat Kresna sebagai anak nakal, tetapi dikasihi setiap orang karena suka menolong dan sakti. Kresna akhirnya menikah dengan Dewi Rukmini.
  2. Kitab Samanasantaka karangan Empu Managuna yang mengisahkan Bidadari Harini yang terkena kutuk Begawan Trenawindu.

Adakalanya cerita itu dijumpai dalam bentuk relief pada suatu candi. Misalnya, cerita Kresnayana dijumpai pada relief Candi Jago bersama relief Parthayajna dan Kunjarakarna.

Budaya Dari Kerajaan Sriwijaya

Budaya Dari Kerajaan Sriwijaya

Budaya dari kerajaan Sriwijaya, berdasarkan berbagai sumber sejarah, sebuah masyarakat yang kompleks dan kosmopolitan yang sangat dipengaruhi alam pikiran Budha Wajrayana digambarkan bersemi di ibu kota Sriwijaya. Beberapa prasasti Siddhayatra abad ke-7 seperti Prasasti Talang Tuwo menggambarkan ritual Budha untuk memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra, anugerah Maharaja Sriwijaya untuk rakyatnya.


Prasasti Telaga Batu menggambarkan kerumitan dan tingkatan jabatan pejabat kerajaan, sementara Prasasti Kota Kapur menyebutkan keperkasaan balatentara Sriwijaya atas Jawa. Semua prasasti ini menggunakan bahasa Melayu Kuno, leluhur bahasa Melayu dan bahasa Indonesia modern. Sejak abad ke-7, bahasa Melayu kuno telah digunakan di Nusantara. Ditandai dengan ditemukannya berbagai prasasti Sriwijaya dan beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuno di tempat lain, seperti yang ditemukan di pulau Jawa. Hubungan dagang yang dilakukan berbagai suku bangsa Nusantara menjadi wahana penyebaran bahasa Melayu, karena bahasa ini menjadi alat komunikasi bagi kaum pedagang. Sejak saat itu, bahasa Melayu menjadi lingua franca dan digunakan secara meluas oleh banyak penutur di Kepulauan Nusantara.


Meskipun disebut memiliki kekuatan ekonomi dan keperkasaan militer, Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di jantung negerinya di Sumatera. Sangat berbeda dengan episode Sriwijaya di Jawa Tengah saat kepemimpinan wangsa Syailendra yang banyak membangun monumen besar; seperti Candi Kalasan, Candi Sewu, dan Borobudur. Candi-candi Budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus, dan Biaro Bahal. Akan tetapi tidak seperti candi periode Jawa Tengah yang terbuat dari batu andesit, candi di Sumatera terbuat dari bata merah.


Beberapa arca-arca bersifat Budhisme, seperti berbagai arca Budha yang ditemukan di Bukit Seguntang, Palembang, dan arca-arca Bodhisatwa Awalokiteswara dari Jambi, Bidor, Perak dan Chaiya, dan arca Maitreya dari Komering, Sumatera Selatan. Semua arca-arca ini menampilkan keanggunan dan langgam yang sama yang disebut "Seni Sriwijaya" atau "Langgam/Gaya Sriwijaya" yang memperlihatkan kemiripan — mungkin diilhami — oleh langgam Amarawati India dan langgam Syailendra Jawa (sekitar abad ke-8 sampai ke-9).

Kebudayaan Kerajaan Majapahit

Kebudayaan Kerajaan Majapahit

Candi Tikus

Kebudayaan kerajaan Majapahit, Nagarakretagama menyebutkan budaya keraton yang adiluhung dan anggun, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Peristiwa utama dalam kalender tata negara digelar tiap hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika semua utusan dari semua wilayah taklukan Majapahit datang ke istana untuk membayar upeti atau pajak. Kawasan Majapahit secara sederhana terbagi dalam tiga jenis: keraton termasuk kawasan ibu kota dan sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur dan Bali yang secara langsung dikepalai oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh raja; serta wilayah-wilayah taklukan di kepulauan Nusantara yang menikmati otonomi luas.


Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. Agama Buddha, Siwa, dan Waisnawa (pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap sekaligus titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu. Nagarakertagama sama sekali tidak menyinggung tentang Islam, akan tetapi sangat mungkin terdapat beberapa pegawai atau abdi istana muslim saat itu.


Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi pada masa sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya. Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan Gapura Bajang Ratu di Trowulan, Mojokerto. Catatan yang berasal dari sumber Italia mengenai Jawa pada era Majapahit didapatkan dari catatan perjalanan Mattiussi, seorang pendeta Ordo Fransiskan dalam bukunya: "Perjalanan Pendeta Odorico da Pordenone". Ia mengunjungi beberapa tempat di Nusantara: Sumatera, Jawa, dan Banjarmasin di Kalimantan. 


Ia dikirim Paus untuk menjalankan misi Katolik di Asia Tengah. Pada 1318 ia berangkat dari Padua, menyeberangi Laut Hitam dan menembus Persia, terus hingga mencapai Kolkata, Madras, dan Srilanka. Lalu menuju kepulauan Nikobar hingga mencapai Sumatera, lalu mengunjungi Jawa dan Banjarmasin. Ia kembali ke Italia melalui jalan darat lewat Vietnam, China, terus mengikuti Jalur Sutra menuju Eropa pada 1330.
Di buku ini ia menyebut kunjungannya di Jawa tanpa menjelaskan lebih rinci nama tempat yang ia kunjungi. Disebutkan raja Jawa menguasai tujuh raja bawahan. 


Disebutkan juga di pulau ini terdapat banyak cengkeh, kemukus, pala, dan berbagai rempah-rempah lainnya. Ia menyebutkan istana raja Jawa sangat mewah dan mengagumkan, penuh bersepuh emas dan perak. Ia juga menyebutkan raja Mongol beberapa kali berusaha menyerang Jawa, tetapi selalu gagal dan berhasil diusir kembali. Kerajaan Jawa yang disebutkan disini tak lain adalah Majapahit yang dikunjungi pada suatu waktu dalam kurun 1318-1330 pada masa pemerintahan Jayanegara.

Pengertian Biografi

Pengertian Biografi

Pengertian biografi. Biografi berasal dari bahasa Yunani, bios yang memiliki arti hidup dan graphien yang berarti tulis. Biografi merupakan sebuah tulisan yang membahas tentang kehidupan seseorang. Secara sederhana, biografi dapat di artikan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi sendiri dapat berbentuk hanya beberapa baris kalimat saja, namun biografi tersebut dapat lebih dari 1 buku.
Biografi singkat hanya menjelaskan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang serta peran pentingnya. Biografi panjang meliputi informasi-informasi yang bersifat penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail serta dituliskan dengan gaya cerita yang baik.

Biografi merupakan sebuah buku yang menceritakan kejadian-kejadian hidup seseorang. Lewat biografi tersebut dapat ditemukan hubungan, keterangan arti dari sebuah tindakan tertentu atau sebuah misteri yang melingkupi hidup seseorang, dan juga merupakan sebuah penjelasan mengenai tindakan atau perilaku dalam hidupnya.

Pengertian biografi Biografi dapat bercerita mengenai kehidupan seorang tokoh penting atau terkenal maupun tidak terkenal. Biografi seringkali bercerita mengenai tokoh sejarah, namun tak jarang juga mengenai orang yang masih hidup. Banyak biografi sekarang ini yang ditulis secara kronologis.

Biografi membutuhkan bahan-bahan utama serta bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda, misalnya buku harian, surat-surat, kliping koran, dan sebagainya. Bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku referensi, sejarah yang memaparkan peranan orang dalam biografi tersebut dan sebagainya. Biografi adalah suatu kisah atau keterangan dari perjalanan kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaan atau kisah nyata.

DINASTI BANI UMAYYAH “SENI DAN KEBUDAYAAN”

DINASTI BANI UMAYYAH “SENI DAN KEBUDAYAAN”


MAKALAH
DINASTI BANI UMAYYAH
“SENI DAN KEBUDAYAAN”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ Sejarah Kebudayaan Islam “
Dosen Pengampu :
Oleh : Kelompok 6
1.     Achmad Malabih        (3217103002)
2.     Emrina Amalia            (3217103022)
3.     Devi Lutviana              (3217103019)
           
KATA PENGANTAR
            Bismillahirahmanirrahim,
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas nikmat yang telah diberikan sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah Sejarah Kebudayaan Islam ini tepat pada waktunya.
            Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat khususnya  Dosen pembimbing kami Bpk. H. Muh. Khoirul Rifa’I M.Pd.I dan tidak lupa juga teman-teman yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
            Kami menyadari mungkin makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penyusunan makalah kami berikutnya .
            Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua terutama bagi para mahasiswa STAIN Tulungagung.
       Tulungagung,6 November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………….   
KATA PENGANTAR………………………………………………….     i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………    ii
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ……………………………………………….    1         
B.     Rumusan Masalah…………………………………………….    2
C.     Tujuan ………………………………………………………..    2
BAB II  PEMBAHASAN
A.    Seni Bahasa ………………………………………………….    3
B.     Seni Rupa…………………………..………………………...     4
C.     Seni Suara …...…………………………................................     6
D.    Seni Bangunan …….………………………………………...     6
E.     Seni Musik…………………………………………………...     7
F.      Seni Kerajinan..........................................................................      9
G.    Seni Lukis...............................................................................       9
BAB  III PENUTUP
Kesimpulan ………………….……………………………………   11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 12
LAMPIRAN...............................................................................................   13
 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dinasti Umayyah didirikan pada 40-H/660-M dengan di nobatkannya Mu’awiyah sebagai khalifah di ‘Iiiya’ (yerusalem) selama berdirinya dinasti umayyah dan di pegangnya sistem pemerintahan ditangan di tangan bani Umayyah maka segi geografispun dirubah. Bagai mana saat itu pusat pemerintahan di pindah ke Suriah, Damaskus sebagai ibu kota kerajaan islam. Disitulah berbagai macam perubahan pun terjadi, baik dari segi politik , keilmuan, kemiliteran,  bidabg sosial dan bidang seni, arsitektur.
Hal tersebut merupakan sebuah gerakan baru yang di lakukan olaeh dinasti Umayyah pada saat memegang kursi kepemerintahan islam mmasa itu. Dengan tujuan untuk memperluas ataupun berjauang  diatas bendera islam begitu banyak negara-negara yang berhasil ditahlukkan. Tp kami di sini menulis makalah ini tidaklah membahas akan gejolak politik ataupun model-model perkembangan ajaran islam, melainkan disini kami ingin memaparkan akan peninggalan-peninggaln seni dan budaya serta model pembangunan dimasa dinasti Umayyah. Karna kami melihat bahwa suatu kerajaan terlihat besar bukan karna kekuatan militer atau pun setrategi berpolitik yang baik, melainkan kerajaan yang besar adalah kerajaan yang mampu memberi peninggalan pada anak cucunya berupa sesuatu yang bersifat dapat di pelajari dan di ambil manfaat dalm kehidupan,
Jadi hal tersebut akhirnya penulis mencoba untuk memaparkan serta memberi informasi kepada pembaca akan pentingnya kita belajar tentang peninggalan kerajaan-kerajaan islam khususnya pada masa dinasti bani umayah yang begitu memberi angin segar terhadap perkembangan islam smpai saat ini.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan seni bahasa pada saat dinasti Umayyah?
b. Bagaimana perkembangan senirupa pada saat dinasti Umayyah?
c. Bagaimana perkembangan seni suara pada saat dinasti Umayyah?
d. Bangunan apa saja yang telah ditinggalkan oleh bani Umayyah yang
    berupa arsitektur?
e. Bagaimana perkembangan seni musik pada saat dinasti Umayyah?
C. Tujuan
a. Menjelaskan perkembangan seni bahasa pada masa dinasti Umayyah
b. Menjelaskan perkembangan senirupa yang di capai semasa dinasti  
    Umayyah.
c. Menjelaskan perkembangan seni suara pada massa dinasti Umayyah.
d. Menjelaskan dan memberi gambaran akan peninggaln-peninggalan
    dinasti Umayyah.
e. Menjelaskan perkembangan seni musik pada massa dinasti Umayyah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa Dinasti Ummayah ini, kebudayaan mengalami perkembangan bila dibandingkan dengan perkembangan yang ada pada masa sebelumnya, yakni pada masa khulafaur Rasyidin. Demikian pula perkembangan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan dengan baik. Diantara kebudayaan islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, dan sebagainya. Pada masa ini telah banyak bangunan hasil rekayasa umat islam dengan mengambil pola romawi, persia dan arab. Salah satu dari bangunan itu adalah Masjid Damaskus yang dibangun pada masa pemerintahan Walid Bin Abdul Malik dengan hiasan dinding dan ukiran yang sangat indah. Contoh lain adalah bangunan masjid di Cordova yang terbuat dari batu pualam. [1]
Pada masa daulah Bani Umayyah perkembangan kebudayaan mengalami kemajuan dan juga bidang seni, terutama seni bahasa, seni suara, seni rupa,  seni bangunan (arsitektur) dan seni musik.
A.    Seni bahasa
Kemajuan seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan bahasa. Sedangkan kemajuan bahasa mengikuti kemajuan bangsa. Pada masa daulah Bani Umanyyah kaum muslimin sudah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, yaitu bibag politik, bidang ekonomi, bidang sosial, dan bidang ilmu pengetahuan. Dengan sendirinya kosa kata bahasa menjadi bertambah dengan kata-kata dan istilah-istilazh baru yang tidak terdapat pada zaman sebelumnya. Kota Barsah dan Kufah pada zaman itu nerupakan pusat perkembangan ilmu dan sastra (adab). Di kedua kota itu orang-orang Arab muslim bertukar pikiran dalam diskusi -diskusi ilmiah dengan orang-orang dari bangsa yang telah mengalami kemajuan terlebih dahulu. Di kota itu pila banyak kaum muslimin yang aktif menyusun dan menuangkan karya mereka dalam berbagai bidang ilmu. Maka dengan demikian berkembanglah ilmu tata bahasa (ilmu nahwu dan ilmu shorof) dan ilmu balaghah, serta banyak pula lahir penyair-penyair terkenal.[2]
Perkembangan bahasa dan sastra
Pada masa pemerintahan Abdul Malik Bin Marwan, bahasa Arab digunakan sebagai administrasi negara. Dengan penggunaan bahasa Arab yang makin luas, dibutuhkan suatu panduan bahasa yang dapat dipergunakan oleh semua golongan . hal itu mendorong lahirnya seorang ahli bahasa yang bernama Syibawaih. Mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok kaidah bahasa Arab yang berjudul Al-Kitab. Buku tersebut bahkan termansyur hingga saay ini.
Bidang kesusastraan juga mengalami kemajuan. Hal itu ditandai dengan munculnya sastrawan-sastrawan berikut yaitu:
a.       Qays Bin Mullawah menyusun buku Laila majnun wafat tahun 699 M.
b.      Jamil Al-Uzri wafat tahun 701 M
c.       Al-Akhtal wafat tahun 710 M
d.      Umar Bin Abi Rubi’ah wafat tahun 719 M
e.       Al-Farazdaq wafat tahun 732 M
f.       Ibnu Al-Muqoffa wafat tahun 756 M
g.      Ibnu Jarir wafat tahun 792 M[3]
B.     Seni rupa
Seni rupa yang berkembang pada zaman daulah Bani Umayyah hanyalah seni ukir,seni pahat, sama halnya denagn zaman permulaan, seni ukir yang berkrmbang pesat, pada zaman itu ialah penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai motif ukiran. Yang terkenal dan maju ialah, seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Qur’an, hadist nabi dan rengkuman syair yang dipahan dan di ukir pada tembok dinding bangunan masjid, istana, gudung-gedung.[4]
Kebanyakan teolog islam menyatakan bahwa melukiskan manusia dan hewan merupakan hak prerogatif  Tuhan, dan menganggap orang yang melanggar batasan itu sebagai penghina agama. Penentangan terhadap senirupa ini, sebagai konsekuesi monoteisme ketat dalam Alquran, dan larangan untuk menyembah berhala, didasarkan atas larangan langsung dalam sebuah hadist yang akan mendapat siksa paling keras pada hari pembalasan adalah para pelukis. Istilah yang digunakan, mushawwirun (pelukis), juga mencakup para pembuat patung. Karenanya, tidak ada satu pun gambar manusia yang ditemukan dalam masjid, tapi dalam beberapa kesempatan kita bisa menemukannya di dalam istana dan sejumlah karya tulis. Hampir semua motif  hiasan dalam kesenian islam menggunakan motif-motif tanaman atau garis-garis geometris. Prestasi yang dicapai pada abad-abad berikutnya dalam bidang ini ditunjukkan dengan munculnya “arabisque” yang dalam bahasa Eropa, merujuk pada jenis dekorasi tertentun dari Arab. Namun, orang Arab sendiri tidak memiliki cita rasa seni lukis atau patung, seperti yang terlihat jelas pada peninggalan mereka di Semenanjung Arab, dan beberapa gambaran yang terdapat di tempat-tempat suci mereka. Apa yang kita sebut sebagai senirupa islam adalah unsur gabungan dari berbagai sumber, motif, dan gaya, yang kebanyakan merupakan hasil kejeniusan artistik masyarakat takklukkan, yang berkembang di bawah kekuasan Islam, dan disesuaikan dengan tuntutan agama islam.
Gambaran paling awal senirupa Islam adalah lukisan di Qushayr Amrah, yang menampilkan karya para pelukis kristen. Pada dinding-dinding tempat peristirahatan dan pemandian al- Walid 1 di Transyordania terdapat gambar enem raja. Ganbar-gambar simbolis lainnya melukiskan kemenangan, filsafat, sejarah dan puisi. Gambar tentang aktifitas berburu melukiskan seekor singa yang menerkam seekor keledai liar. Sejumlah lukisan telanjang menggambarkan seorang penari, musisi, dan pelawak. Hiasan tersebut terdiri atas bentuk lipatan kain, dedaunan yang keluar dari pot-pot bunga, tanaman menjalar, pohon kurma , dan buah kurma dengan setandan buah, pohon rindang, dan burung padang pasir. Tulisannya kebanyakan dalam bahasa Arab dan beberapa yang lain berbahasa Yunani.[5]
C.    Seni Suara
Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan daulat bani umayyah yang terpenting ialah Qira’atul Qur’an, Qasidah, musik dan lagu-lagu lainya yang bertema cinta kasih. [6]
D.    Seni Bangunan ( Arsitektur)
Pada masa pemerintahan daulat bani umayyah masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti bangunan kota damaskus, kota dairuwan. Kota Al-Azahra, adapun seni bangunan agama antara lain bangunan masjid damaskus dan masjid kairuwan, begitu juga seni bangunan yang terdapat pada benteng-benteng pertahanan masa itu. Adapun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan perkembangnya dilakukan dengan jalan memberikan dorongan/motivasi dari para khalifah. Para khalifah selaku memberikan hadiah-hadiah cukup besar bagi para ul,ama, ilmuan serta para seniman yang berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan disediakan anggaran oleh negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan berkembang dengan pastinya.
Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat masjid-masjid. Di masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing gurunya yang mengajar ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu antara lain ialah ilmu qira’at, tafsir, hadist fiqih, nahwu, balaghah. Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan daulah Bani Abasiyah, tafsir berkembang dari lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu abbas, salah seorang sahabat Nabi yang sekaligus juga paman Nabi yang terkenal. Untuk perkembangan ilmu Hadist sendiri terjadi setelah ditemuklan banyak penyimpanan dan penyelewengan dalam meriwayatkan hadist atau setelah diketahui banyaknya hadist palsu yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik. Karena itulah dirasakan adanya keperluan untuk menyusun buku hadist. Diantara para ahli hadist (muhaddist) yang terkenal masa itu ialah Muhammad bin syihab a-suhri, beliau pula yng mula-mula menyusun ilmu hadist dan mula-mula membukukan perkataan, perbuatan, ketatapan ataupun sifat-sifat nabi  saw yang disebut dengan hadist itu.
E.     Seni Musik
Ofesional jahiliyah adalah perempuan. Mengenai perkembangan lagu dan nyanyian, bisa dikatakan bahwa pada masa pra islam, orang Arab memiliki beberapa jenis lagu kemenangan, perang, keagamaan, dan cinta. Orang Arab Selatan juga memiliki jenis lagu dan instrumen musik tersendiri, yang belum banyak kita ketahui, tapi kita masih ragu apakah fenomena itu turut  membentuk sebagian khazanah musik Arab Utara, dan orang Arab islam atau tidak. Masyarakat pra-Islam di Hijaz menggunakan tambur segi empat, seruling, dan suling rumput atau ubu gambus dari kulit.
Pada masa Nabi, pengaruh musik asing mulai terlihat. Para putra mahkota Gassan menyanyikan lagu chorus dengan para biduanita Yunani. Sebelumnnya, orang lakhmi di Hirah juga telah menggunakan gambus dari kayu, yang kemudian ditiru oleh orang Hijaz.kebanyakan penyanyi perempuan, dan Aghani, yang merupakan buku kumpulan lagu, menyebutkan beberapa diantaranya. Beberapa elegi yang meratapi pahlawan terkenal, Shakhr, yang dibuat oleh saudara perempuannya, al-Khansa, yang semasa dengan Nabi dan dianggap sebagai penyair perempuan terbesar Arab, merupakan sebuah nyanyian. Kebanyakan penyair pra-Islam melantunkan gubahannya menjadi lagu.
Kecaman Muhammad terhadap para penyair, muncul tidak hanya karena mereka penyair, tapi karene mereka menjadi corong para penyembah berhala. Nabi mendiskreditkan musik, juga karena musik diasosiasikan dengan ritual ibadah kaum pagan.
Pada perkembangan berikutnya, setelah Nabi wafat, muncul apresiasi masyarakat terhadap musik dalam islam. Fenomena itu segera mengubah kecenderungan masyarakat Hijaz tentang musik ke arah norma-norma estetika, terutama di bawah kekuasaan Ustman, khalifah pertama yang memiliki selera kemewahan dan penampilan. Paduan indah antara suara dan alat musik mulai dipelajari. Kemudian pemusik laki-laki profesional muncul untuk pertama kalinya dengan julukan  Mukhannatsun orang yang bersikap feminim.
Thuways merupakan salah satu tokoh yang memperkenalkan ritme ke dalam musik Arab, dan menjadi orang pertama yang menyanyi dalam bahasa Arab sambil diiringi oleh tambur. Generasi pertama biduan islam, yang dipelopori oleh Thuways,terdiri atas orang-orang permisif . Thuways memiliki banyak murid, yang paling terkenal diantaranya adalah Ibn Surayj yang dipandang sebagai salah satu dari empat  penyanyi terbesar islam.
Sa’id, musisi pertama Mekah dan mungkin yang terbesar pada masa Dinasti Umayyah, telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Persia, dan menjadi orang pertama yang menerjemahkan lagu-lagu Bizantium dan persia ke bahasa Arab. Ia juga merupakan orang pertama yang menyusun secara sistematis teori dan praktik musik Arab pada masa-masa klasik. Muridnya yang lain adalah al-Gharid, dua orang lainnya adalah Ibn Muhriz seorang keturunan persia, dan Ma’bad , orang madinah keturunan negro yang merupakan biduan favorit keluarga al-Walid I, Yazid II, dan al-Walid II. Sebelum tinggal di ibukota, Ma’bad menjadi penyanyi keliling di Arab. Diantara biduanita Jamilah, seorang perempuan merdeka dari Madinah, merupakan ratu para biduanita generasi partama. Kediamannya menjadi pusat daya tarik bagi para musisi dan penyanyi Mekah, juga Madinah yang kebanyakan menjadi murid-muridnya.peristiwa yang sangat mengesankan selama karir Jamilah adalah ketika ia pergi haji ke Mekah memimpin barisan penyanyi dan penulis lagu, penyair dan pemusik, fans, dan sahabat, yang semuanya mengenakan busana unik sambil menunggang kuda yang dihias.
Konser-konser dan pementasan musik glamor yang diadakan di rumah-rumah istri para bangsa bangsawan telah menarik banyak peminat seni. Pada saat seni, gambus kayu yang diperkenalkan dari Persia melalui Hirah, sebagian telah digantikan oleh gambus kulit. Alat petik lain yang paling disenangi adalah mi’zafah, harpa. Alat musik tiup terdiri atas seluring, suling rumput, dan terompet besar. Alat musik pukul terdiri dari tambur segi empat, yang terutama disenangi  oleh perempuan, drum.
Dengan demikian, pada masa Dinasti umayyah, mekah, lebih kusus lagi Madinah, merupakan tempat yang kondusif  bagi perkembangan lagu dan musik. Kedua kota itu memunculkan generasi-generasi biduan baru yang terus meningkat, dan menerukan karier mereka di ibukota kerajaan, damaskus. Upaya-upaya protes yang dilakukan para ulama tidak membutuhkan hasil. Kalangan konservasif dan para ulama berkali-kali mengemukakan keberatan mereka, menganalogikan musik dan lagu dengan minum arak dan bertaruh yang merupakan kesenangan yang terlarang[7]
F.     Seni kerajinan
Bidang ini yang menonjol adalah jasa Koholifah Abdul Malik, yaitu pembuatan Tiraz (semacam kerajinan bordir) terutama cap resmi yang dietak pada pakaian Khalifah dan para pembesar kerajaan
G.    Seni Lukis
             Bidang ini dikebangkan pada masa Khalifah Walid 1, yaitu kaligrafi untuk masjid-masjid, dan lukisan-lukisan berupa gambar-gambar binatang dalam gaya hellenisme untuk bangunan-bangunan selain masjid.[8]
Tradisi Literer pada Priode Umayyah
Ada beberapa aspek yang yang menjadi petunjuk terhadap perkembangan kebudayaan literer secara umum pada  priode ini, diantaranya pidato, korespondensi dan puisi. Ketiga apek tersebut merupakan bagian dari jenis sastra yang berkembang pada masa itu. Sementara itu satra arab terbagi menjadi dua yaitu prosa(natsr) dan puisi (syi’r). Pidato di depan publik, dalm berbagai bentuknya telah mencapai puncaknya pada masa dinasti umayyah. Banyak para khatib memakai pidato dalm bentuk khatbah jum’at,  seorang jendral memakainya untuk membangkitkan semangat dan gubernur memakainya untuk menanamkan rasa patriotisma pada rakyat. Pada masa saat belum mengenal propaganda khidus, maka pidato menjadi sarana untuk menyebarkan gagasan, dan untuk membangkitkan emosi.
Sementara itu kemajuan intelektual sangatlah penting dalam hal pengembangan puisi, kita tahu bagaimana seorang Abd al-Hamit yang menjadi sekertaris khalifah umayyah adalah orang yang mengenalkan gaya tulisan yang bersayap dan panjang, di sertai ungkapan kontoversional dan santun, disinilah mulai tertanamnya tulisan-tulisan baru yang berbetuk puisi. Dan gaya tulisan itupun mempengaruhi model tulisan-tulisan sesudahnya. Kalau dilihat dari kenyataannya, fakta bahwa kelahiran islam tidak mendukung aktivitas penyairan, dengan dibuktikan tidak adanya perubahan-perubahan syair yang ditunjukkan ketika orang-orang islam mempunyai kesempatan untuk menahlukan dan memperluas wilayah. Sehingga karakter orang-orang arap yang sangat gemar dalam membuat sya’ir pun tidak kelihatan.[9]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kita tahu bahwa dalam pemerintahan bani umayyah tidak melupakan akan budaya dan seni-seni arsitektur sehingga kejayaan bani umayah pun bisa terlihat, meski dalam mengembangkan sya’ir tidak begitu melesat seperti perkembangan seni bahasa dan seni ukir. Maka dari sinilah kita bisa tahu kalau bani umayah memberikan andil besar dalam perkembangan seni-seni islam di Arab. Dengan dibuktikannya begitu banyak bangunan-bangunan besar yang ditinggalkan.
Dalam daulah Bani Umayyah perkembangan kebudayaan mengalami kemajuan dan juga bidang seni, terutama pada seni bahasa, seni suara, seni rupa, seni bangunan (arsitektur) seni kerajinan, seni lukis, dan seni musik.
DAFTAR PUSTAKA
Hitti, Philip. 2000. History of the arabs. Jakarta: Serambi Ilmu
Http//sejarah kebudayaan islam.com/2011/10, diakses 08 Januari 2013
                        Jamil, Ahmad. Sejarah Kebudayaan Islam.Gresik: Putra Kembar Jaya
Kumaidi .  sejarah kebudayaan islam. akik pusaka
Sejarah- islam blogspot.com/2010/10, pengetahuan islam kita, diakses 22 Oktober 2012
                                                                                  
LAMPIRAN
1.      Bertanya
a.      Abu Zaini
1.      Tolong anda jelaskan mengenai penjelasan dari makalah anda, ”kecaman Muhammad terhadap para penyair, muncul tidak hanya karena mereka penyair, tapi karena mereka menjadi corong para penyembah berhala. Nabi mendiskreditkan musik, juga karena musik diasosiasikan dengan ritual ibadah kaum pagan”!
2.      Dan apakah yang dimaksud dengan kaum pagan?
b.      Emi Sulistyoningsih
1.       Tolong jelaskan mengenai penjelasan dari makalah anda, ”kebanyakan teolog islam menyatakan bahwa melukiskan manusia dan hewan merupakan manusia dan hewan merupakan hak prerogatif Tuhan, dan menganggap orang yang melanggar batasan itu sebagai penghina agama!
c.        Diah titah Suko Palupi
1.      Tolong anda jelaskan, hikmah dari mempelajari kebudayaan dan seni pada daulah Bani Umayyah!
d.      Faridatul Hasanah
1.      Tolong anda  jelasakan apa yang dimaksud dengan orang-orang permisif?  
 
2.      Menambah
a.      Fuaddilah Ali Sofyan
1.      Fuadillah ali sofyan menanmbahkan dari jawaban yang  kami berikan kepada penanya mengenai kaum pagan dan orang-orang permisif,  terkait tentang pertanyaan dari abu zaini dan faridatul hasanah.
b.      Ahmad Nur Sobah
1.      Ahmad nur sobah menambahkan dari jawaban yang kami berikan kepada penanya mengenai kecaman Muhammad kepada para penyair,  terkait tentang pertanyaan dari abu zaini.
c.       Andrik Purniawan
1.      Andrik purniawan menambahkan dari jawaban yang kami berikn kepada penanya mengenai kebanyakan teolog islam menyatakan bahwa melukiskan manusia dan hewan merupakan manusia dan hewan merupakan hak prerogatif Tuhan,terkain tentang pertanyaan dari emi sulistioningsih
Catatan :
Pada dasarnya dalam pembuatan makalah ini semua kelompok ikut  mengerjakan,tanpa terkecuali. Tetapi pada waktu presentasi dan revisi makalah ini ada salah satu dari kelompok ini yang tidak ikut mengerjakan yaitu Ahmad Malabih.


[1] Kumaidi dkk, sejarah kebudayaan islam, (akik pusaka), hal 32
                                                                  
[2] Sejarah- islam blogspot.com/2010/10, pengetahuan islam kita, senin 22 oktober 2012, 20.00
[3] Ahmad jamil dkk, sejarah kebudayaan islam, (gresik:CV.Putra kembar jaya, 2008), hal 38
[4] Sejarah- islam blogspot.com/2010/10, pengetahuan islam kita, senin 22 oktober 2012, 20.00
[5] Philip k. Hitti, History of the arabs, (jakarta:PT.Seranbi ilmu semseta, 2000), hal 337
[6] Sejarah- islam blogspot.com/2010/10, pengetahuan islam kita, senin 22 oktober 2012, 20.00
[7] Philip k. Hitti, History of the arabs, (jakarta:PT.Seranbi ilmu semseta, 2000), hal 344
[8] http//sejarah kebudayaan islam.com/2010/10, diakses 08 Januari 2013, 19.00
[9] Philip k. Hitti, History of the arabs, (jakarta:PT.Seranbi ilmu semseta, 2000), hal 350